MADYA FM - Perbedaan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran seringkali menjadi tantangan pengajar di ruang kelas. Menjawab hal itu, Guru Besar (Gubes) ke-218 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Ir Umi Laili Yuhana SKom MSc menggagas sebuah inovasi pembelajaran yang bersifat adaptif dan berbasis Artificial Intelligence (AI).
![]() |
Prof Dr Ir Umi Laili Yuhana SKom MSc |
Inovasi dari hasil penelitiannya ini dituangkan melalui orasi ilmiah pengukuhannya sebagai Profesor ITS yang berjudul Rekayasa Perangkat Lunak sebagai Katalis Inovasi Digital untuk Pendidikan Berkualitas dan Berkelanjutan. Dalam orasinya, guru besar yang dikukuhkan pada 20 Februari lalu ini menghadirkan solusi berupa aplikasi yang memungkinkan siswa belajar dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Aplikasi ini dirancang agar siswa dapat memahami materi dengan cara berdiskusi, menjawab soal, dan berinteraksi sesuai kapasitasnya.
Perempuan yang akrab disapa Yuhana ini menjelaskan, gagasannya tersebut lahir dari keprihatinannya terhadap tantangan yang dihadapi siswa saat ini. Ia menyoroti masalah seperti rendahnya kepercayaan diri, kesulitan mempertahankan fokus, hingga kecanduan gawai yang memengaruhi proses belajar. “Permasalahan ini perlu ditangani melalui inovasi teknologi yang tidak hanya efisien, tapi juga memberi dampak positif pada karakter dan keterampilan siswa,” tuturnya, di Surabaya, Senin (21/4/2025).
Untuk mengembangkan aplikasi tersebut, dosen Departemen Teknik Informatika ini menggunakan pendekatan matematis yang menyesuaikan dengan pola pikir manusia. Metode yang diterapkan antara lain Classical Test Theory, Rasch Model, Metode Linear dan Kuadratik, serta Adaptive and Branching Method. “Pendekatan ini memungkinkan sistem secara otomatis menyeleksi dan menyesuaikan soal berdasarkan kemampuan siswa, sehingga proses belajar menjadi lebih akurat, inklusif, dan efektif,” paparnya.
Dari penerapan metode tersebut, lahirlah dua aplikasi unggulan, yakni AUGGO dan I-Assessment. AUGGO merupakan aplikasi berbasis Augmented Reality (AR) yang dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran bangun ruang bagi siswa SD. Sementara itu, I-Assessment hadir sebagai aplikasi ujian daring berbasis android yang memungkinkan proses penilaian dilakukan secara otomatis, sehingga hasil yang diberikan sesuai dengan kompetensi siswa secara objektif.
Tak hanya berfokus pada dunia pendidikan dasar, inovasi ini juga dikembangkan untuk mendukung sistem kerja di lingkungan ITS. Lulusan master dari National Taiwan University ini juga telah menciptakan dua sistem digital internal ITS, yakni MyITS WorkTime dan MyITS Single Sign On (SSO). MyITS WorkTime digunakan untuk mencatat waktu dan lokasi kerja pegawai, sedangkan MyITS SSO menyederhanakan akses ke berbagai layanan digital kampus melalui satu akun terintegrasi.
Seluruh inovasi tersebut menjadi bagian dari kontribusi nyata Yuhana terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan poin ke-4, yaitu Pendidikan Berkualitas. Menurut Yuhana, pengembangan perangkat lunak adaptif dapat membantu guru dalam mendorong keterlibatan siswa, sekaligus membentuk karakter dan kompetensi mereka. “Bukan hanya efisien, tapi juga bisa meningkatkan moral dan keterampilan siswa untuk berkompetisi secara sehat,” ungkap perempuan kelahiran Tulungagung tersebut.
Dedikasi Yuhana dalam pengembangan teknologi pendidikan
telah memberikan sumbangsih besar bagi ITS, masyarakat, hingga kebijakan
pendidikan nasional. Ia berharap pengembangan ini terus berlanjut dan
melibatkan lebih banyak pihak. “Kerja sama antarsemua lini harus digalakkan
agar siswa memiliki fasilitas yang mumpuni dengan kemudahan dalam mengakses
segala informasi,” pungkasnya. (kominfo jatim)